Search

Kamargelap 15

Reckless Traveler

Back To Film

it’s been a while semenjak saya main kamera analog, terakhir saya bermain kamera analog itu pas pertama kali belajar kamera di tahun 2012 akhir. Akhir – akhir ini saya emang lagi males main kamera digital, pengen balik main grainny ala kamera analog. Cuma sayangnya, sekarang harga film naik jadi 2x lipat, begitu juga dengan cuci scan yang ikutan naik 2x lipat. Satu roll film superia asa 200 yg dulunya cum 26rb sekarang jadi 55rb, ditambah cuci scan yang dulunya cuma 20rb skrng jadi 50rb. Jadi total untuk 36 photo di kamera analog sama dengan 100rb. What an expensive prize for an old Camera, but it worth it dengan semua grainy yang artsy. Dan ini adalah dua roll pertama saya setelah sekian lama ga main analog lagi

Tanah Suci

Di awal tahun 2016 ini, Izinkanlah saya bercerita tentang perjalanan di 2015 saya yang paling berkesan. Bukan pergi ke gunung, atau ke laut, tapi perjalanan spiritual saya ke tanah suci Mekkah – Madinah. Tanah suci bagi para umat Islam di seluruh dunia. Jika ketika kalian membaca tulisan ini dan terlintas dipikiran kalian, bahwa ini bukanlah traveling, maka kalian harus merumuskan kembali arti kata traveling di otak kalian. Karena traveling bukan dinilai dari seberapa jauh, seberapa sulit, atau seberapa bagus pemandangan yang kita peroleh untuk kemudian kita foto, tapi makna dari traveling adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lainnya, dan untuk menilai traveling itu bukan dari foto yang diperoleh, tapi dari cerita dan pengalaman yang didapat ketika pergi ke suatu tempat.

Mekkah – Madinah, bagi sebagian orang muslim adalah tempat impian, dan bagi sebagian orang muslim yang agak bandel Mekkah-Madinah itu berarti “hati – hati kena adzab”, dan itulah yang terjadi pada saya, semua teman saya mengatakan hal yang sama, hati – hati kena adzab, dan segala macam yang mengerikan tentang Mekkah-Madinah. Tapi apa yang terjadi ketika pertama kali saya sampai disana? Semuanya berbeda 180 derajat, saya pergi berkeliling kota sendirian, masuk ke gang – gang kecil, bertemu dengan orang banyak, saling bertukar sapa dan senyum. Dan sampai sekarang memori tentang perjalanan Mekkah – Madinah tidak pernah hilang, setiap sudut kota yang saya lewati membuat saya rindu akan tanah itu.

 

Nature Speaking

“Some call me Nature, others call me mother nature

I’ve been here for over four and a half billion years

Twenty-two thousand five hundred times longer than you

I don’t really need people but people need me

Yes, your future depends on me

When I thrive, you thrive

When I falter, you falter.

Or worse

But I’ve been here for aeons

I have fed species greater than you

And I have starved species greater than you

My oceans, my soil, my flowing streams, my forests, they all can take you or leave you

How you chose to live each day whether you regard or

disregard me doesn’t really matter to me

One way or the other your actions will determine your fate not mine

I am nature I will go on

I am prepared to evolve

Are you?”

Nature Speaking by Julia Roberts. Video ini merupakan bentuk campaign agar manusia sadar bahwa Alam tidak membutuhkan manusia, namun manusialah yang membutuhkan alam. Video – video ini ada dengan berbagai macam versi yang dapat kalian lihat di http://www.natureisspeaking.org

 

How to Take a Stargazing Photography

Stargazing Photography atau foto bintang, akhir – akhir di Instagram banyak banget bermunculan foto bintang, entah itu editan yang tau – tau nongol ada bintang, atau itu emang foto real. Nah disini saya pengen sedikit share how to take a good one, inget “take” not “make” karena saya mengambil foto bukan mengedit foto, bedakan.

Stargazing di Pulau Dolphin
Stargazing di Pulau Dolphin

IMG_8428-2

dua foto diatas ini emang real adanya kaya gini, saya pengguna instagram dengan basic photographer jadi saya memegang teguh yang disebut “what you see is what you get” bukan “what you want is what you make”. saya ga menyalahkan orang yang ngedit foto dgn tiba – tiba ada foto bintangnya, tapi buat saya itu malah jadinya pembohongan public, beda cerita kalau yang digunakan adalah double exposure, yaitu teknikk penggambungan dua di tempat yang sama dengan eksposure yang berbeda. Nah disini saya tidak akan mengajarkan itu karena buat saya ribet dan saya sendiri suka males buat ambil foto kaya gitu,hehe.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum foto stargazing adalah:

1. Foto stargazing itu dialam bukan di kota, karena kalau di kota akan banyak polusi cahaya, so stay away from the city, gunung atau pantai atau bukit adalah tempat terbaik.

2. Foto stargazing yang baik itu jangan pas ada bulan, kenapa? karena bulan cahayanya lebih terang daripada bintang, kalau kalian foto bintang dan pas ada bulan dan bulannya masuk kedalam frame kalian, habislah foto kalian isinya bulet besar berwarna putih

3. Foto stargazing itu umumnya dilakukan dini hari, jam 12 – jam 4 karena itu biasanya bintang terlihat lebih terang, jadi harus tahan dingin make jaket, jangan sampai hipotermia gara – gara pengen foto bintang

4. Foto stargazing terbaik itu bulan Mei – September, Pada bulan itu milky way bisa keliatan dengan cerah, atau kalau engga kalian bisa download software di hp kalian, banyak ko software buat liat milkyway.

Nah setelah memperhatian empat hal tadi, sekarang yang harus dipersiapkan untuk foto stargazig:

1. Kamera, bebas mau kamera dslr yang full frame atau apsc atau kamera mirrorless, asalkan bukan kamera hape atau kamera poket, bukan maksud mengecilkan tapi mau sampe tua juga ga bakalan bisa.

2. Tripod, tripod digunakan karena untuk foto stargazing kita memerlukan speed lambat yang umunya dibawah 15 detik, sanggup nahan kamera 15 detik dengan steady?

3. Shutter Release, kalau yang satu ini tentative atau jarang digunakan, tapi kalau mau foto stargazing like a boss, pake ini alat, cuma tinggal pencet tombol ga usah liat lcd lg langsung jepret.

4. Pacar/gebetan, kenapa yang satu ini dimasukin, karena foto stargazing itu terlalu indah untuk dilihat sendiri dan terlalu lama untuk diambil sendiri. Daripada foto lama kedinginan sendirian, nikmatin sendirian, coba bayangin kalau ada pacar bisa romantis (asal ga mesum yah) kalau ada gebetan bisa buat bahan nembak, behhh romantis.

Setelah hal – hal diatas, saatnya kita praktek. Ini menggunakan teknik dan standard foto bintang yang biasa saya gunakan, karena setiap fotografer memiliki pertimbangannya masing – masing. Disini saya menggunakan kamera jelek dan lawas saya yaitu 550D, kamera non full frame yang kalau di push iso sampe diatas 1600 bukan hanya bintang yang keliatan tapi noise yang ketangkep. Ini detail pengaturan kamera saya dalam foto bintang:

Speed: 15-30

Iso: 800-1600

Diafragma: 2.8

saya ga perlu ngejelasin kenapa menggunakan pengaturan seperti diatas karena pasti yang kalian harapkan adalah hasil bukan? hehe. Nah setelah tau pengaturannya, hal berikutnya adalah “how to take a good Stargazing photography” foto itu ada dua elemen di dalamnya, foreground dan background, kalau hanya background akan flat, jadi foto stargazing pun sama kita harus mencari foreground yang baik. Kalau ga tau foreground itu apa gugling dulu yah.

Foreground kecil
foreground kecil
foreground 1/3 dari frame
foreground 1/3 dari frame

kedua foto diatas saya ambil dengan ditempat yang sama, dan foto ini belum kena sentuhan editing sama sekali masih mentah. Bisa dilihat foto satu dengan foreground yang kecil foto menjadi biasa saja meskipun itu ada milkywaynya, namun ketika foreground di perbesar menjadi 1/3 dari frame (rule of third composition) foto berubah menjadi menarik, dengan tambahan editing jadilah fotonya seperti ini

voila!
voila!

edit cuma di brightness aja dan contrast ga make paint buat nambahin bintang atau tempelan dari foto siapalah itu.

Nah disini foreground itu bermacam – macam, ada yang menggunakan trik pencahayaan, maksudnya adalah foreground tersebut di berikan cahaya bisa berupa lampu senter lampu belajar atau lampu apapun sehingga ketika difoto akan terang, atauuuu menggunakan teknik double exposure.

Nah setelah foreground kemudian yang tersulit adalah mencari titik fokus, kalau saya biasanya liat ke arah barat, cari satu bintang yang paling besar, tunjuk bintangnya sambil nyanyi Sheila on 7 – tunjuk satu bintang haha kidding 🙂 setelah nemu bintang paling besar coba fokusin disitu make auto fokus, agak lama dan susah memang tp sabar nanti pst dapet. Kalau belum coba ring lensanya diputer ke infinity biasanya berhasil atau kalau pas difoto ternyata kurang pas coba puter sedikit aja dari infinity.

Nah itu aja tips and trick untuk foto bintang, jangan lupa sedia playlist sambil nikmatin bintang. Lagu rekomendasi saya lagunya Fleet Foxes – Blue Spotted Tail. Silahkan mencoba mumpung sekarang Miky Way lg bagus nih.

Pacitan
Pacitan
Gunung Sumbing
Gunung Sumbing
Bromo
Bromo
Bromo
Bromo

Menyambangi Saudara Merapi: Merbabu

Saudara, ya Gunung Merbabu dan Merapi seperti layaknya kakak – adik, layaknya SIndoro Sumbing, Merapi – Merbabu keduanya saling berdekatan antara satu sama lain. Meskipun begitu, Merapi – Merbabu memiliki karakteristik yang berbeda, kalau Merapi gunung yang aktif dengan vegetasi berbatuan pada area puncak, maka Gunung Merbabu adalah gunung yang tidak aktif dan vegetasinya adalah pepohonan dan tumbuhan yang tersebar di area puncak.

Pendakian kali ini saya menemani teman – teman saya dari kampus yang lama untuk naik ke Merbabu, bersama dengan teman saya tentunya Edi. Merbabu memiliki banyak jalur pendakian, ada Selo, Cunteng, dan Kopeng dan sekarang mulai may 2015 lalu ada penambahan untuk jalur pendakiannya. Saat itu saya dan teman – teman rombongan saya naik lewat Selo, jalur yang terkenal agak santai namun memakan waktu lebih lama dan memiliki pemandangan yang bagus, karena akan melewati dua sabana sebelum mencapai puncak. Kami berangkat ber 7 orang dengan satu cewe di dalamnya. Berbeda dengan cerita saya di Prau, cewe yang ini pacar teman saya lumayan kuat, tidak mengeluh sepanjang perjalanan, thumbs up! Malah beberapa teman saya yang tumbang karena kecapaian, maklum faktor U mungkin haha. Kami berangkat mendaki pukul set4 sore dan sampai di sabana satu pukul set8 malam kalau tidak salah. Kami memutuskan untuk menghentikan perjalanan, karena melihat kondisi teman – teman saya yang sudah tidak memungkinkan untuk naik lagi, akhirnya kami mendirikan tenda di Sabana 1. Kebanyakan orang yang naik merbabu akan mendirikan tenda di Sabana 1 atau Sabana 2

Sesampainya kami di Sabana satu hal yang kami lakukan adalah mendirikan tenda, dan memasak, karena pada saat itu musim kemarau jadi malam digunung akan sangat dingin dan berangin. Seselesainya memasak kami pun membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh kami, sambil menunggu giliran dipanggil oleh rasa lelah dan ngantuk, teman – teman saya perlahan berguguran, dan seperti biasa hanya bersisa saya dan edi sambil kami menunggu untuk stargazing.

Stargazing is a must
Stargazing is a must

Seselesainya saya dan Edi stargazing saatnya tidur sambil menunggu matahari terbit, another best moment in the Mountain..and here we go, Sunrise in Merbabu

IMG_3185
Merapi dari Sabana 1

IMG_3264

dan inilah beberapa aktifitas yang kami di pagi hari, foto – foto! hahaha

IMG_3379

DSCF3557

IMG_3328

DSCF3621

DSCF3628

Dan ini lah jalan menuju puncak dari Sabana 1IMG_3343

Puncak Merbabu
Puncak Merbabu

Tertarik ke Merbabu? sikat! Tunggu apa lagi, yang penting bawa turun sampah kalian ya!

The Begining of Reckless Traveler

M.E.R.A.P.I ya gunung Merapi, adalah gunung yang menjadi ikon kebanggaan sekaligus pemujaan di Jawa Tengah, khususnya Yogyakarta. Dan sebagai salah seorang mahasiswa di Yogyakarta yang setiap pagi – siang selalu melihat merapi, pendakian ke merapi rasanya seperti suatu keharusan. Itulah yang terjadi, saat teman saya @ediyyys mengajak saya untuk naik merapi for the first time for me and him, saya tanpa ragu tanpa berfikir apapun langsung mengatakan, “Ayo, saya ajak teman satu lagi ya!” dan berangkatlah kita bertiga, Saya, Edi dan Amon tanpa membawa, tenda, kompor, indomie, karena kata Edi disana sudah ada yang nyiapin, disitu saya berfikir akan enak, tapi ternyata disitulah saya merasa dibodohi..

Pendakian Merapi kami berbarengan dengan acara tahunan peneliti – peneliti dari luar negeri yang sengaja datang untuk meneliti dan melihat bagaimana aktivitas merapi saat ini. Dan teman saya Edi kenal dengan rangger disana, sehingga kami dipersilahkan untuk beristirahat sebentar sebelum pada malamnya kami diantar ke New Selo, basecamp merapi dengan menggunakan mobil patroli polisi, and i’m feel “damn i’m cool” yang lain harus berjalan kaki dari base camp bawah sampai ke New Selo dan saya dengan santainya naik mobil sampai ke New Selo, another luck for me, but the bad luck awaits me.

Sampai di New Selo pukul set 12 malam sebelum akhirnya kami bertiga memulai pendakian pukul 12 malam bersama rombongan polisi, dan para rangger (pada awalnya) setelah jalan beberapa menit tinggalah kami bertiga, ada yang dibelakang ada yang di depan, untungnya jalan dari New Selo ke pos selamat datang ini terbilang cukup jelas tracknya, namun tetap, bagi saya yang terberat dari merapi selain puncaknya adalah jalan warga, yang biasa saya sebut “Assalamualaikum”nya gunung lumayan berat dan lumayan jauh, butuh waktu 45 menit untuk sampai di pos selamat datang. Pada saat itu kami naik bulan November, ya bulan penuh angin, yang rasanya suara angin dan suara ombak air saat itu bisa dibilang sama, saking kencengnya suara angin sampai seperti suara ombak dilaut. Dari pos selamat datang, pendaki akan melewati 3 pos, dari selamat datang ke pos 1, biasanya akan membutuhkan waktu paling lama 1 jam pendakian, kemudian dilanjut ke pos 2, sayangnya sampai sekarang saya belum pernah melewati pos 2 karena pada saat saya nanjak saya bertemu dengan orang yang memberi tau saya the fastest and the easiest way untuk sampai ke pos tiga, yaitu Watu Gajah. dari pos 1 ke pos 3 kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 1 jam 15 menit pendakian. Di Watu Gajah ini mulai banyak ditemukan tenda – tenda para pendaki, karena disini bisa dibilang tempat yang cukup lumayan strategis untuk menghindari angin kencang karena banyak terdapat pohon – pohon dan batu yang besar untuk menutupi tenda dari angin. Dari sini pendakian dilanjutkan ke Pasar Bubrah, atau biasa disebut Pasar Setan, ya pasar jurik yang mana para pendaki harus bersikap sopan disini.

Dan disinilah kesialan dimulai sampai di pasar bubrah pukul 3 pagi, tempat yang dijanjikan Edi untuk kita tidur ga taunya penuh oleh para tamu peneliti, alhasil no food, and no place to hide. Pasar Bubrah adalah sebuah lapangan besar yang isinya hanya batu, vegetasi disini 98% batu dan pasir 2% tanaman kecil saja. Batu disini juga ada yang terdapat batu – batu besar yang merupakan hasil letupan dari Gunung Merapi pada saat meletus, batu batu inilah yang kemudian digunakan sebagai tempat berlindung tenda para pendaki dari angin. Dan karena kita tidak menggunakan tenda, otomatis kitapun harus mencari batu terbesar dan yang belum penuh dari tenda – tenda lainnya, dan sayangnya semua batu besar penuh hanya ada batu kecil yang akhirnya kami gunakan untuk berlindung. Tanpa berfikir panjang kami pun langsung menggelar matras kami dan sleeping bag kami, dan berharap sleeping bag ini tidak tembus angin, dan yak, sekali lagi harapan terbukti tidak berbanding dengan kenyataan, angin masuk dan kaki badan rasanya dingin banget, teman saya Amon pun bahkan sampai menanggis kedinginan karenanya.

Waktu menunjukan pukul 4.15 akhirnya yang ditunggu tiba, pembunuh rasa dingin dan pelepas rasa cemas mulai perlahan menunjukan warna kekuningan di ufuk timur. Saya selalu menyukai Sunrise di gunung, karena di gunung sunrise terlihat lebih gagah daripada di laut.

Cold in the morning
Cold in the morning
berjemur di planet mars
berjemur di planet mars

Merapi pada pagi hari kaya planet mars, merah langit biru, hahaha i feel like a space traveler hahaha. As you can see, pagi hari pun udara tetap dingin dan orang – orang mulai keluar dari tendanya berharap matahari dapat menghangatkan badan, berbekal jaket Humblezing saya berjemur untuk mencari kehangatan matahari pagi.

Leave nothing except footprint
Leave nothing except footprint
Indonesia Luar Biasa
Indonesia Luar Biasa

Indonesia negara dengan banyak sekali gunung yang menjulang tinggi, dari yang ketinggian hanya 2300 mdpl sampai 4800mdpl, dari yang masih aktif seperti merapi ini sampai yang sudah tidak aktif, dengan curah hujan yang berbeda – beda, dengan vegetasi yang berbeda – beda juga, gunung – gunung di Indonesia adalah suatu wujud atau suatu bentuk bahwasannya Indonesia itu ada negara yang luar biasa kaya.

Pasar Bubrah
Pasar Bubrah

Di Pasar Bubrah iniah biasanya para pendaki mendirikan tenda, dengan beralaskan batu – batu jangan harap tidur bisa nyenyak, tidur 2-3 jam cukup lalu harus melakukan pendakian lagi ke atas. Sayangnya saat itu kami sudah sangat kecapaian dan badan ngedrop akibat tidur tidak di tenda sehingga tidak berhasil sampai puncak. Namun perjalanan ini membawa cerita sendiri pada saat kami turun, ya tiga orang yang kemudian membentuk Reckless Traveler.

@anggapatwa
@anggapatwa
@ediyyys
@ediyyys
@kamargelap15
@kamargelap15
Reckless Traveler
Reckless Traveler

Sudah menginjakan kaki di Merapi buat saya adalah suatu keharusan sebagai warga jogja yang memang senang traveling, tapi ingat, naik gunung bukan untuk sok – sokan, atau gaya – gayan, pamer boleh tapi tidak usah berlebihan, dan kalau memang tidak mampu naik gunung ga usah berkecil hati, Indonesia kaya akan keindahan alamnya yang masih tersembunyi. Misi kita adalah bagimana caranya agar tempat itu diketahui oleh banyak orang, sehingga mampu menghidupi warga – warga sekitar, namun tetap, traveling itu ada etika yang harus dijaga, traveling adalah jalan – jalan, traveling is not destroying.

IMG_2254

Essensi perjalanan buat saya adalah, bercengrama dengan alam sekaligus dengan teman. Memang ada beberapa orang yang memilih melakukan perjalanan solo, tapi percayalah dia akan butuh ketemu orang berinteraksi dan mungkin butuh teman. Begitu juga dengan traveling sama temen, essensi perjalanan bukan terletak di jarak atau ketinggian, tapi quality time. Good friends, good time and good talk
Essensi perjalanan buat saya adalah, bercengrama dengan alam sekaligus dengan teman. Memang ada beberapa orang yang memilih melakukan perjalanan solo, tapi percayalah dia akan butuh ketemu orang berinteraksi dan mungkin butuh teman. Begitu juga dengan traveling sama temen, essensi perjalanan bukan terletak di jarak atau ketinggian, tapi quality time. Good friends, good time and good talk

Summer Camp in “Dolphin” Island

Ya pulau dolphin siapapun yang mendengar namanya pasti akan membayangkan akan ada lumba – lumba disana, tapi ternyata tidak ada.. 3 days and two night i never see any dolphin in there. Entah darimana asal usul nama pulau dolphin yang jelas pulau ini bisa dibilang pulau perawan, yap perawan..kalau malem, kalau pagi – siang udah ga jadi perawan karena banyak kapal dateng kesini dan orang – orang jadi rame banget.

Sore hari
Sore hari

Pulau Dolphin ini terletak di Kepulauan Seribu, jadi buat temen – temen yang pgn short weekend getaway bisa kesini, dengan cukup mengeluarkan bensin buat ke muara angke, terus bayar 35rb buat nyebrang naik kapal ke Pulau Pramuka, terus lanjut nyari kapal kecil yang bakalan jadi guide kita selama disana, pas itu saya dan rombongan dapet 600rb untuk dianter ke pulau, besoknya snorkeling, hari terakhir kita dijemput sama doi lagi, ah iya satu lagi, alat snorkeling juga udah termasuk di dalamnya. Pulau Dolphin ini layaknya pulau – pulau di Kepulauan Seribu, pasir putih dan laut biru, bedanya adalah Pulau Dolphin ini kecil dan ga berpenghuni, ga ada cottege atau penginapan, jadi kalau kesini harus bawa tenda dan Air mineral yang banyak kalau ga mau kehausan, because we feel that, kehausan dihari terakhir air mineral abis.

Hari pertama sampe di pulau udah kesorean akhirnya cuma nikmatin sunset sambil diriin tenda, but the great things happen tomorrow, ya it’s time to get wet! meskipun saya ga bisa berenang, tapi kalau udah dilaut dan ngeliat ada banyak ikan dan terumbu karang yang bagus, i can’t hold it anymore, harus nyeburrrr

IMG_0745 IMG_0727 IMG_0718

see that? the water is blue, masih mikir dua kali ga nyebur? saya aja bilang rugi. Apalagi buat yang bisa berenang, it’s a must! Pulau Dolphin atau pulau – pulau lainnya di Kepulauan Seribu ini bisa jadi alternative kalian yang di tinggal di Jakarta sekitarnya atau buat yang pengen jalan – jalan cantik, sedikit refreshing nenangin otak atau bahkan hati yang lagi galau. Ga mesti camping, di beberapa pulau disedian homestay yang mengurus semuanya, dari kapal sampe kalian akan disediain barbeque tiap malemnya. So what are you waiting for? Percaya deh traveling itu ga boros, ngeluarin duit buat traveling is more worth it drpd ngeluarin uang buat hal yang ga jelas, karena buat saya traveling itu cara saya untuk berbahagia, ga percaya? coba aja sendiri!

IMG_0821

SAMSUNG CSC
kapal pengangkut manusia
Camp life
Camp life
Stargazing di Pulau Dolphin
Stargazing di Pulau Dolphin
It's weekend already, you don't have to be someone else anymore, just be yourself, do what you want, say what you want. This day you're a bird, so free a s a bird, take your big wings and fly wherever you want! Go high to the blue sky!
You don’t have to be someone else anymore, just be yourself, do what you want, say what you want. This day you’re a bird, so free a s a bird, take your big wings and fly wherever you want! Go high to the blue sky!

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑